Rabu, 15 Mei 2013

macam pemberian injeksi


Macam pemberian injeksi :
1.    Intramuscular (im)
2.    Intradermal (id)
3.    Subcutaneus (sc)
4.    Intravenous (iv)
5.    Intra-arterial (ia)
6.    Intraperitoneal (ip)
Persiapan alat :
·         Kapas alkohol
·         Disposable syringe yang sesuai (1 cc, 3 cc, 5 cc, 10 cc)
·         Sarung tangan karet disposable
A. Injeksi Intramuscular :
·         Adalah memasukkan sejumlah zat/cairan ke dalam otot dengan jarum suntik.
·         Cairan yang digunakan biasanya dalam jumlah kecil, antara 0,5-10 cc.
·         Obat yang sering diinjeksikan cara im : metoclopramide, codein, suntikan KB, macam2 vaksin.
·         Lokasi untuk penyuntikan im :
·         Daerah glutea : penderita dipersilahkan berbaring
·         Daerah deltoid : penderita boleh berdiri atau duduk
·         Daerah paha : penderita boleh berbaring atau duduk.
·         Prosedur im :
·         Bersihkan kulit tempat menyuntik dengan kapas alkohol
·         Pegang daerah kulit dan otot yang akan disuntik kemudian tusukkan jarum suntik dalamposisi 90 atau tegak lurus, tindakannya harus tepat dan cepat
·         Setelah jarum sepenuhnya masuk, lepaskan pegangan tangan anda
·         Tarik perlahan pendorong syringe dan lakukan aspirasi untuk memeriksa apakah jarum syringe yang ditusukkan masuk ke pembuluh darah atau tidak. Jika tampak darah, jarum segera dicabut dan daerah bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol. Lalu lakukan injeksi di lokasi lain dengan menggunakan jarum baru.
B. Injeksi Intra Dermal :
·         Adalah memasukkan sejumlah zat/cairan ke lapisan di antara kulit dengan jarum suntik.
·         Cairan yang disuntikkan biasanya dalam jumlah yang sangat kecil 0,1-0,5 cc.
·         Obat yang sering diberikan dengan cara injeksi intradermal adalah kostrikosteroid dan tes mantoux.
·         Prosedur :
·         Bersihkan daerah penyuntikkan dengan kapas alkohol
·         Regangkan daerah kulit yang akan disuntik, lalu tusukkan ujung jarum suntik dalam posisi 10 , posisi lubang jarum mengarah ke permukaan atas.
·         Lalu posisi jarum disejajarkan kulit sampai jarum menembus lapisan antara stratum corneum. Panjang jarum yang masuk tidak perlu seluruhnya ditusukkan tapi disesuaikan dengan kebutuhan.
·         Jika sudah yakin bahwa jarum sudah berada di antara lapisan kulit, larutan dalam syringe boleh diinjeksikan.
·         Jika posisi injeksi sudah benar, maka permukaan kulit akan tampak menggembung, seperti tanda fluktuasi.
·         Setelah semua larutan diinjeksikan, jarum dicabut perlahan-lahan dan kulit daerah bekas tusukan dihapus dengan menggunakan kapas alkohol.
C. Injeksi Subkutan (sc) :
·         Adalah memasukkan sejumlah zat/cairan ke bawah kulit dengan jarum suntik.
·         Cairan yang disuntikkan biasanya dalam jumlah kecil.
·         Lokasi penyuntikan :
·         di paha bawah bagian depan
·         di perut, bagian bawah umbilicus
·         Prosedur :
·         Bersihkan kulit tempat akan dilakukan penyuntikan dengan kapas alkohol
·         Pegang daerah kulit yanga kan disuntik, kemudian tusukkan ujung jarum suntik dalam posisi miring 45
·         Jika jarum sudah masuk semuanya, lepaskan pegangan tangan anda
·         Jika yakin bahwa jarum sudah masuk di ruang subcutaneus, larutan dalam syringe boleh diinjeksikan
·         Setelah larutan semuanya sudah diinjeksikan, jarum dicabut perlahan-lahan dan kulit daerah bekas tusukam ditekan denganmenggunakan kapas alkohol.
D. Injeksi Intra Vena  (iv) :
·         Adalah memasukkan sejumlah zat/cairan ke dalam sistem peredaran darah melalui vena dengan jarum suntik.
·         Efek zat akan sangat cepat menyebar ke seluruh bagian tubuh penderita, karena langsung masuk ke pembuluh darah.
·         Risiko injeksi iv :
·         Infeksi : terutama oleh Staphylococcus aureus dan Candida albicans
·         Phlebitis : iritasi vena bukan karena infeksi bakterial
·         Infiltrasi : zat yang disuntikkan masuk ke jaringan sekitar.
·         Embolism : gumpalan darah, massa padat atau udara menyumbat pembuluh darah, terutama pada pemberian central iv. Udara sebanyak 30 ml dapat mengancam sirkulasi darah. Jika sekaligus banyak, maka dapat merusak sirkulasi pulmonal dan mengancam jiwa. Udara yang sangat besar (3-8 ml/kgBB) dapat menghentikan jantung.
·         Injeksi IV ada 2, yaitu : sentral dan perifer. IV perifer dibagi menjadi 2 lagi, yaitu IV kontinu (infus) dan IV intermitten.
·         Lokasi penyuntikan : (penderita boleh duduk atau berbaring)
·         v. mediana cubiti
·         v. basilica
·         v. antebrachial medianus
·         v. cephalica
·         Prosedur penyuntikan :
·         Palpasi daerah lengan atau fossa cubiti untuk menetukan lokasi dan memilih vena.
·         Pasang manset tourniquet sekeliking lengan atas.
·         Bersihkan kulit tempat menyuntik dengan kapas alkohol.
·         Lokasi penyuntikan ditahan dengan ibu jari penyuntik, kemudian mulai tusukkan jarum suntik syringe secara hati-hati.
·         Tusukkan jarum syringe secara miring sambil menyususr vena yang akan ditusuk.
·         Tarik perlahan pendorong syringe dan lakukan aspirasi untuk memeriksa apakah jarum syringe yang kita tusukkan sudah benar masuk ke pembuluh vena atau belum. Jika tampak darah, berarti jarum sudah menembus vena. Jika masih belum tampak darah, susuri sampai berhasil.
·         Jika sudah tampak darah, lepaskan tourniquet lalu injeksikan cairan dalam syringe dengan cara menekan pendorong syringe secara perlahan.
·         Setelah cairan dalam syringe sudah habis, cabut jarum perlahan kemudian kulit bekas tusukan tekan dengan hati-hati dengan kapas alkohol, kemudian boleh ditutup dengan plester.
·         Pemberian IV continue :
·         Dimaksudkan untuk memberikan cairan/zat dalam jumlah cukup banyak dan dalam waktu yang cukup panjang, langsung ke dalam sistem peredaran darah melalui vena.
·         Prinsipnya sama dengan IV intermitten, tapi ada beberapa perbedaan :
·         pasien harus berbaring
·         jarum khusus untuk pemberian infus atau transfusi berupa abbocath.


1.     MACAM-MACAM INJEKSI
Pemberian obat secara parenteral (harfiah berarti di luar usus) biasanya dipilih bila diinginkan efek yang cepat, kuat, dan lengkap atau obat untuk obat yang merangsang atau dirusak getah lambung (hormone), atau tidak direarbsorbsi usus (streptomisin), begitupula pada pasien yang tidak sadar atau tidak mau bekerja sama. Keberatannya adalah lebih mahal dan nyeri, sukar digunakan oleh pasien sendiri. Selain itu, adapula bahaya terkena infeksi kuman (harus steril) dan bahaya merusak pembuluh atau saraf jika tempat suntikan tidak dipilih dengan tepat.
1.     Subkutan/sc  (hypodermal).
Injeksi di bawah kulit dapat dilakukan hanya dengan obat yang tidak merangsang dan melarut baik dalam air atau minyak. Efeknya tidak secepat injeksi intramuscular atau intravena. Mudah dilakukan sendiri, misalnya insulin pada penyakit gula.
Tempat yang paling tepat untuk melakukan injeksi subkutan meliputi area vaskular di sekitar bagian luar lengan atas, abdomen dari batas bawah kosta sampai krista iliaka, dan bagian anterior paha. Tempat yang paling sering direkomendasikan untuk injeksi heparin ialah abdomen. Tempat yang lain meliputi daerah scapula di punggung atas dan daerah ventral atas atau gloteus dorsal. Tempat yang dipilih ini harus bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, dan otot atau saraf besar dibawahnya.
Obat yang diberikan melalui rute SC hanya obat dosis kecil yang larut dalam air (0,5 sampai 1 ml). Jaringan SC sensitif terhadap larutan yang mengiritasi dan obat dalam volume besar. Kumpulan obat dalam jaringan dapat menimbulkan abses steril yang tak tampak seperti gumpalan yang mengeras dan nyeri di bawah kulit.
1.     Intrakutan/ic (=di dalam kulit)
Perawat biasanya memberi injeksi intrakutan untuk uji kulit. Karena keras, obat intradermal disuntikkan ke dalam dermis. Karena suplai darah lebih sedikit, absorbsi lambat.
Pada uji kulit, perawat harus mampu melihat tempat injeksi dengan tepat  supaya dapat melihat perubahan warna dan integritas kulit. Daerahnya harus bersih dari luka dan relatif tidak berbulu. Lokasi yang ideal adalah lengan bawah dalam dan punggung bagian atas.


1.     Intramuskuler  (i.m),
Rute IM memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat daripada rute SC karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan jaringan berkurang ketika obat memasuki otot yang dalam tetapi bila tidak berhati-hati ada resiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah.  Dengan  injeksi di dalam otot  yang terlarut berlangsung dalam waktu 10-30 menit. Guna memperlambat reabsorbsi dengan maksud memperpanjag kerja obat, seringkali digunakan larutan atau suspensi dalam minyak, umpamanya suspensi penisilin dan hormone kelamin. Tempat injeksi umumnya dipilih pada otot pantat yang tidak banyak memiliki pembuluh dan saraf.
Tempat injeksi yang baik untuk IM adalah otot Vastus Lateralis, otot Ventrogluteal, otot Dorsogluteus, otot Deltoid.
1.     Intravena (i.v),
Injeksi dalam pembuluh darah menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18 detik, yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi, lama kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakan untuk mencapai penakaran yang tepat dan dapat dipercaya, atau efek yang sangat cepat dan kuat. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat koloid darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing” langsung dimasukkan ke dalam sirkulasi, misalnya tekanan darah mendadak turun dan timbulnya shock. Bahaya ini lebih besar bila injeksi dilakukan terlalu cepat, sehingga kadar obat setempat dalam darah meningkat terlalu pesat. Oleh karena itu, setiap injeksi i.v sebaiknya dilakukan amat perlahan, antara 50-70 detik lamanya.
1.     Intra arteri.
Injeksi ke pembuluh nadi adakalanya dilakukan untuk “membanjiri” suatu organ, misalnya hati, dengan obat yang sangat cepat diinaktifkan atau terikat pada jaringan, misalnya obat kanker nitrogenmustard.

1.     Intralumbal (antara ruas tulang belakang pinggang), intraperitoneal (ke dalam ruang selaput perut), intrapleural, intracardial, intra-articular (ke celah-celah sendi) adalah beberapa cara injeksi lainnya untuk memasukkan obat langsung ke tempat yang diinginkan.

5 komentar:

  1. Mantap gan,,, sangat bermanffaat

    BalasHapus
  2. Mantap gan ane radiografer tmbh pengetahuan

    BalasHapus
  3. Buy titanium hoop earrings - TITanium Arts
    Buy titanium hoop earrings online at iTaniumArts.com. Our range titanium wedding band of jewelry options is designed for titanium mountain bikes a wide range of titanium pipe styles. Each size fits both titanium watch men's and ford edge titanium 2021 women's

    BalasHapus